Jadi begini….tadinya mau jadi status facebook doang, tapi kayaknya kepanjangan huehehe…
Konon, MP3EI-nya Hatta Radjasa telah dikritik habis-habisan karena tidak berwawasan perlindungan masyarakat asli suatu wilayah dan orang-orang yang secara ekonomi termarginalisasi. Ini adalah ciri khas sebuah rencana pembangunan yang input-nya fokus pada kapital/modal, bukan aspirasi komunitas. Sebenernya, selain gak ada perlindungan terhadap masyarakat yang terpinggirkan, secara umum MP3EI-nya Hatta Radjasa ini emang kurang sekali melibatkan masyarakat sebagai pemangku kepentingan yang kudunya juga terlibat aktif dalam pengambilan keputusan.
Sebabnya, menurut dugaan gue, adalah pendekatan triple helix yang dia sebut2 dalam debat cawapres kemarin. Pendekatan ini hanya fokus pada partisipasi strategis tiga eleman: pemerintah, DUDI (dunia usaha dan dunia industri), dan lembaga pendidikan dalam pembangunan. Dimana elemen komunitas lokal dan masyarakat sipil? Ya di triple helix emang nggak ada posisi masyarakat sipil dalam daftar aktor aktif pembangunan. Adanya di pendekatan yang empat elemen, dimana elemen satu lagi ya rakyat sipil… Gue lupa namanya apa, males gugling… gugling gih, ntar ceritain :)))) . Oh ya, sebagai catatan, pendekatan helik-helik-an aslinya diterapkan di bidang pembangunan ekonomi dan untuk membuat inovasi-inovasi di “knowledge society”. Namun dalam perkembangannya jadi alat analisis kebijakan dan pembangunan pada umumnya.
Nuansa yang sama gue dapatkan ketika membaca ulang visi-misi Prabowo-Hatta. Gue nyaris gak mendapatkan kalimat yang menegaskan partisipasi publik dalam pembangunan. Yang gue tangkap, pendekatan yang dipakai memposisikan masyarakat sipil sebagai target pembangunan, bukan pelaku aktif pembangunan. Semacam visi “juru selamat”. Tidak heran kalau slogan-nya adalah “selamatkan Indonesia”. Tampaknya mereka memang ingin jadi pemimpin yang menyelamatkan kita semua dari masalah-masalah bangsa yang mereka tangkap. Jelas kan nyambungnya antara slogan, MP3EI dan visi mereka serta pendekatan yang menggunakan triple helix? Gak jelas? Menurut gue jelas. Hahaha…
Sementara itu, di visi misi nya Jokowi-JK, gue melihat bahwa partisipasi publik sungguh-sungguh dinyatakan secara tegas. Ya baca aja sendiri ya, ada di website-nya KPU kok. Cari aja misalnya di halaman 17 tentang partisipasi publik dalam pembuatan kebijakan. Atau di halaman 21 tentang hak dan akses desa untuk mengelola sumber daya alam berskala lokal untuk kemakmuran rakyat serta program investasi pembangunan perdesaan dimana warga desa menjadi pemegang saham.
Menurut gue, penting sekali untuk menyatakan secara tegas bahwa partisipasi publik dijamin dan menjadi bagian dari visi misi capres. Karena kalau nggak gitu, pola pembangunan yang berjalan selama ini, dimana rakyat hanya jadi obyek, akan terus-terusan jadi arus utama. Pemerintah akan mengejar target-target pembangunan tanpa melakukan konsultasi strategis dengan rakyat. Dampaknya, akses pengambilan keputusan akan terfokus pada elit politik dan orang yang dianggap pinter2 aja. Dampak lebih lanjut, kepentingan dan gagasan rakyat tidak pernah secara tulus dijadikan prioritas oleh para pengambil keputusan. Paling-paling jadi bahan headline berita aja.
Biasanya banyak orang meragukan konsep partisipasi publik dalam pembangunan nasional. Dikiranya segitu repotnya mengajak masyarakat untuk bergerak bersama. Ya nggak juga lah… DPRD kita aja kan sampe tingkat kabupaten/kota, itu aja udah bisa jadi saluran awal partispasi. Yaa walaupun itu masih elitis sih kalau hanya andalkan DPRD. Negara perlu memberikan masyarakat kebebasan berserikat dan juga memfasilitasi mereka untuk membentuk organisasi-organisasi komunitas atau semacam LSM-LSM. Ketika masyarakat mengorganisir diri, mereka akan punya posisi tawar yang lebih kuat kepada negara. Ini teknis aja sih. Yang jelas ketika di tingkat visi misi udah disebutkan, maka, hipotesisnya, di tingkat teknis itu akan berpeluang diwujudkan sungguh-sungguh. Karena, visi dan misi itu menunjukkan nilai-nilai apa yang mendasari sang ca(wa)pres.
Ini semua baru tahap dugaan. Apa yang nanti akan terjadi gue juga nggak tahu. Apakah visi misi dijalankan atau nggak, itu juga gue gak tau. Lagian siapa yang bisa tau? :)))
Tapi satu yang gue tau, ca(wa)pres no 1 kurang keliatan agenda untuk melibatkan publik dalam visi-misinya. Ca(wa)pres no 2 unggul dalam hal ini.
Happy Voting!